Source: http://www.amronbadriza.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2PsZu7P6d Rully Dwiantoro: PENGARUH KEBUDAYAAN ASING TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT /* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-1/cur1.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-1/cur1.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */
THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 18 Maret 2012

PENGARUH KEBUDAYAAN ASING TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

        Budaya sendiri memiliki pengertian merupakan suatu pola hidup yang dimiliki bersama oleh suatu kelompok yang diwariskan secara turun-temurun. Budaya asing berarti adalah pola hidup yang dibawa oleh seseorang atau kelompok yang mempengaruhi kelompok lain dan diwariskan secara turun-temurun. Sehinga menjadi suatu budaya yang baru.

         Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan. Masyarakat di seluruh dunia telah mampu melakukan transaksi ekonomi dan memperoleh informasi dalam waktu singkat berkat teknologi satelit dan komputer. Pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar mampu memperoleh kekuasaan melalui kekuatan militer dan pengaruh ekonomi. Bahkan perusahaan transnasional mampu menghasilkan budaya global melalui pasar komersil global.

Perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi informasi ini tidak dapat dielakkan. Masyarakat perkotaan yang memiliki akses terhadap informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global. Akses informasi dapat diperoleh melalui media massa cetak maupun elektronik, internet, dan telepon. Masyarakat perkotaan dipengaruhi terutama melalui reproduksi ’meme’ yang dilakukan oleh media massa (Chaney, 1996).
Dalam konteks Indonesia, masyarakat konsumen Indonesia mutakhir tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi yang ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya seperti shopping mall, industri waktu luang, industri mode atau fashion, industri kecantikan, industri kuliner, industri nasihat, industri gosip, kawasan huni mewah, apartemen, iklan barang-barang mewah dan merek asing, makanan instan (fast food), serta reproduksi dan transfer gaya hidup melalui iklan dan media televisi maupun cetak yang sudah sampai ke ruang-ruang kita yang paling pribadi. Hal ini terjadi di banyak masyarakat perkotaan Indonesia.

Pengaruh Budaya Barat

Selain dari pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya, terutama pengaruh budaya Barat.

Berbagai informasi melalui media cetak dan elektronik dengan sentuhan kemajuan teknologi modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke tingkat dasar kehidupan manusia Indonesia.

Tak dapat dipungkiri, peradaban yang lebih maju akan mempengaruhi peradaban yang berkembang belakangan. Sebagaimana agresivitas budaya Barat yang terus berproses dinamis dan teruji berpengaruh pada peradaban lain, terutama peradaban timur.

Secara umum, perubahan kebudayaan sekarang ini disebabkan oleh perjuangan HAM (Hak Asasi Manusia), pelestarian alam dan lingkungan hidup, serta tuntutan peningkatan kualitas hidup.

Pengaruh interaksi dengan budaya Barat mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di Negara ini, ditambah dengan masalah persediaan bahan pangan, bahan energy dan bahan industry strategis yang kian langka, serta kesenjangan penguasaan teknologi semakin lebar beresiko pada pergesekan perbedaan dan kepentingan masyarakat.

Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang Barat seakan menjadi cermin kemodernan. Hal ini jelas mengikis prilaku dan tindakan seseorang.

Hembusan pengaruh budaya Barat, dianggap sebagai cirri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kebijaksanaan local yang menjadi warisan kebudayaan masyarakat Nusantara.

Nilai tradisional masyarakat perlahan mengalami kepunahan, tak mampu bersaing dengan derasnya publikasi budaya modern dalam konteks pergaulan masyarakat.

Beberapa dampak yang dirasakan adalah dengan menurunnya rasa social dengan tenggang rasa masyarakat, mengikisnya semangan kebhinekaan yang mengarah pada disintegrasi bangsa dan pelanggaran hokum, dan pola hidup individualism dan konsumerisme yang bertentangan dengan sikap hidup sederhana.

Kebebasan dan kesenangan hidup masyarakat Barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja yang sedang mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak henti diiklankan sebagai suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Banyak norma-norma masyarakat pribumi Indonesia yang terkikis dalam keseharian generasi mudanya.

Kenegatifan Budaya Barat
Sisi negative dari pengaruh budaya barat adalah kenakalan remaja sebagai bagian dari kemunduran moral bangsa ini. Penyebab menurunnya moral atau akhlaq remaja dapat dibagi atas:

1.     Pengaruh kuat media informasi elektronika dan cetak yang mudah dicerna dengan tingkat kesulitan sensor yang tinggi.
2.    Kurangnya pendidikan agama atau akhlaq, sebagai kunci control diri remaja dalam menghadapi sikap negative di lingkungan sekitar.
3.      Minimnya pengetahuan yang bias dinikmati melalui pendidikan yang layak.
4.     Kekuarangan rasa percaya diri dalam pergaulan hingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk, ditambah minimnya keterampilan untuk mengembangkan potensi diri kea rah yang lebih baik.

Mengatasi dampak pengaruh budaya global dibutuhkan dukungan pemerintah, tokoh masyarakat serta masyarakat Indonesia untuk mengendalikan kondisi moral agar tetap berada pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Pemerintah diharapkan melakukan konsepsi penagnggulangan dampak negative globalisasi pada nilai-nilai budaya Bangsa. Direalisasikan berupa kebijakan, strategi dan usaha yang bias diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Maka untuk menghadapi semua ini perlu kesadaran, pengawasan dan dukungan kita bersama.